Kesenian Tari Lawet

Kali ini, saya akan membahas salah satu Kebudayaaan Indonesia yang berasal dari tanah kelahiran saya sendiri di  Kebumen, yaitu Kesenian Tari Lawet. Mungkin beberapa dari kalian yang berasal dari Kebumen juga masih awam dengan istilah Tari Lawet tersebut. Oleh karena itu saya akan memperkenalkan kalian dengan Tari Lawet agar kalian bisa mengenal lebih dekat dengan kebudayaan khas Kebumen ini.

Tari lawet merupakan tari yang berasal dari Kebumen dan diciptakan oleh Bapak Sardjoko. Beliau lahir di Klaten tanggal 4 Agustus 1949. Tari Lawet ini merupakan
karya seni dan kreativitas dari beliau yang awal mulanya diciptakan pada Februari 1989 Awal mulanya Tari Lawet ini adalah keinginan dari Bupati Kebumen pada tahun 1989 untuk diadakan pentas tari massal khas Kebumen yang ditarikan kurang lebih 200 orang penari dalam rangka untuk pembukaan acara Jambore Daerah Jawa Tengah yang diadakan di Pumi Perkemahan Widoro, Kebumen.


 Gerakan tari lawet lincah dan ceria sesuai dengan burung lawet. Makna tari lawet yaitu menggambarkan kehidupan burung lawet. Adapun gerakan tari lawet : ngulet, angklingan, didis, loncat geot, lenggut, ukel nyucuk, lincah nyucuk dan kepetan.

Fungsi Tari Lawet

            Sejak zaman prasejarah hingga saat ini seni tari sangat berperan sebagai sarana dalam berbagai macam kegiatan manusia terutama untuk kegiatan sosial karena manusia seyogyanya adalah makhluk sosial yang saling berhubungan satu sama lain.

Secara umum, fungsi seni tari dalam kehidupan kita banyak sekali,
antara lain:
·         Sebagai sarana upacara adat
·         Sebagai sarana hiburan atau pertunjukkan
·         Sebagai sarana pergaulan
·         Sebagai sarana pendidikan

Tari Lawet merupakan tarian tunggal yang memiliki daya pikat dan layak untuk dikembangkan. Untuk itu tari lawet memiliki beberapa fungsi bagi Kabupaten Kebumen, seperti :

·         Tari Lawet sebagai hiburan dan pertunjukkan

Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk ditonton. Tari Lawet merupakan tarian yang bersifat gembira. Tari ini memiliki tujuan menghibur dan cenderung untuk konsumsi publik.

·         Tari Lawet sebagai sarana pendidikan

Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan. Seperti halnya dengan Tari Lawet yang pernah dijadikan Muatan Lokal di Sekolah Dasar. Ini membuktikan bahwa Tari Lawet layak diberikan untuk siswa agar mereka tahu tentang budaya setempat. Dari gerakannya yang lincah dan gesit, Tari Lawet dapat mengurangi rasa penat siswa terhadap padatnya kegiatan sekolah dan juga memberikan keseimbangan otak kanan dan kiri siswa.

·         Tari Lawet sebagai ciri khas Kabupaten Kebumen

Sebuah tarian dapat menjadi karakteristik yang menunjukkan bahwa tari tersebut telah dimilki oleh suatu daerah. Begitu juga dengan Tari Lawet yang telah dimiliki oleh Kebumen. Gerakan tari ini menggambarkan kegesitan dan ketekunan burung lawet dalam melangsungkan hidupnya. Kegesitan dan ketekunan ini yang dipegang erat dan dijadikan pedoman bagi masyarakat Kabupaten Kebumen dalam usahanya membangun daerah. Tidak hanya itu, tarian ini memperkaya nilai-nilai budaya khususnya di Kebumen.

Namun semua itu membutuhkan dukungan penuh dari Pemerintah setempat. Tanpa adanya dukungan, pelestarian tarian ini tidak akan maksimal.

Sinopsis Gerakan Tari Lawet yaitu Gerak Tari Lawet diawali pada suasana pagi menjelang matahari terbit. Burung Lawet bangun dari tidurnya yang digambarkan dengan sayap kanan dan kiri dibuka lebar sampai urat terlihat kencang. Hal ini menandakan bahwa burung lawet segar bugar dan semangat dalam mencari mangsa. Gerak awal ini disebut dengan ngulet. Dengan perasaan gembira, burung lawet pergi meninggalkan sarangnya dan keluar dari mulut Goa Karangbolong. Mereka terbang dengan lincah di atas gelombang samudera laut selatan yang mengerikan itu. Kemudian burung-burung lawet itu terbang menuju hutan di sekitar karangbolong untuk mencari mangsa. Sambil mencari mangsa, burung lawet bercanda, bersuka ria dan mencari pasangan masing-masing yang digambarkan dengan bermacam-macam gerak, seperti menyambar serangga, didis, ngasah cucuk, dan meloncat-loncat lincah yang disertai desiran ombak.

Pada tahun 2014 tepatnya bulan Agustus Tari Lawet dikembangkan kembali namun dengan versi berbeda.  Tanggal 22 Maret 2015 Tari Lawet juga ditarikan di Taman Mini Indonesia Indah dengan penata tari Endang Purwatiningsih, S.Pd dan penata musik Tulasno. Konsep hampir sama dengan Sendratari Gumregah. Burung Lawet sebagai obyek utama dalam pembuatan sendratari yang berjudul “Gumregah”.Tema dalam pembuatan sendratari ini yaitu Ngunduh Sarang Burung Lawet dengan alur yang berbeda. Gerakan dan iringannya pun lain. Gerakan burung lawet tetap terdiri dari kolaborasi gerak Banyumas, Surakarta, dan Bali. Dalam pembuatan gerak lawet, Bu Endang tidak melakukan eksplorasi seperti yang dilakukan Pak Sardjoko dan kawan-kawan.

Namun, beliau membuat gerakan hanya mengacu pada sifat-sifat burung. Misalnya, gerakan kepala, kaki, dan sayap. Untuk sayap, pada burung lawet sekilas terlihat tidak mengepak ketika terbang. Pada tari lawet, penata tari membuat gerakan terbang dengan mengepakkan sayap karena supaya terlihat indah saja.

Gending Iringan Tari Lawet

Gending iringan tari lawet diciptakan sesuai dengan gerak tarian yang memiliki suasana gembira, senang dan lincah. Penciptaan gending tarian ini dilatarbelakangi oleh suasana di Karangbolong. Misalnya, suara desiran ombak yang bergemuruh, suasana di dalam goa karangbolong yang konon ceritanya menakutkan dan juga kehidupan burung lawet. Setelah gending tersusun, penata tari melakukan tempuk gending yaitu memadukan iringan gending dengan gerak tari. Gending tersebut diberi nama “Lancaran Lawet Aneba” laras pelog pathet barang.

Adapun iringan musik tari lawet disebut “Laras Pelog Pathet Barang”. Berikut syairnya :
“Bangbang wetan pratandhawus gagat enjang. Sesamberan arebut marga mbarubut. Saking gua karangbolong peksi lawet ireng menges wulune, cukat trengginas, katon gembira, aneng luhuring samudra gung. Ngupo boga tumekaning surup surya, handalidir pra lawet bali ing gua”.
Yang memiliki arti “langit di ufuk timur sudah terlihat memerah tandanya mulai pagi. Saling terbang berebut jalan keluar. Dari gua karangbolong burung lawet yang hitam pekat bulunya, cekatan dan trengginas, terlihat gembira, berada di atas samudra luas. Mencari makan sampai matahari tenggelam, bersamaan / beriringan burung lawet pulang ke gua” (Wawancara Subagyo, September 2014).
Syair tersebut menceritakan tentang burung lawet pada waktu bangun tidur lalu keluar gua mencari makan. Alasan Laras Pelog Pathet Barang ini dipilih sebagai iringan tari lawet karena iringan ini lebih mendukung dengan kebutuhan rasa gembira dan lincah.
Pada pertengahan bulan Maret 1991, tari lawet disebarluaskan lewat penataran pelatih tari se Kabupaten Kebumen yang diikat dalam GALATRI (Gabungan Pelatih Tari). Sardjoko berharap tari lawet bisa berkembang di Kebumen dan disukai masyarakat, terutama anak-anak.
Iringan Tari Lawet mengalami perkembangan  terutama pada garapan tari lawet dalam sendratari berjudul “Gumregah” yang ditampilkan Agustus tahun 2014 menggunakan iringan Slendro dengan berbagai jenis gendhing yaitu Lancaran, Srepeg, dan Sampak. Gendhing tersebut sepakat diberi nama “Lancaran Gumregah” (Wawancara Tulasno Februari 2015).

Tata Rias dan Busana Tari Lawet
Pada sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan busana sangatlah mendukung. Tanpa kedua elemen ini, sebuah tarian tidak berkesan dan tidak greget.



                   Rias dan Busana Tari Lawet
                     (Foto: Destri, Maret 2015)


Gambar 38. Rias dan Busana Tari Lawet (belakang)
(Dok: Sardjoko, November 2014)

Pada awalnya, kostum tari lawet sangat sederhana yang hanya menyesuaikan dengan warna dasar burung lawet dan belum memakai kelengkapan lainnya. Supaya terlihat menarik, penata tari kembali merancang kostum tari lawet dengan dibantu oleh penjahit atau persewaan pakaian tari Karya Busana Kebumen.
Warna dasar yang diambil untuk kostum tari lawet adalah hitam dan putih. Warna lain yaitu biru, untuk menggambarkan suasana air laut.
Kostum tari lawet yang lengkap yaitu 
  • Jamang dan Gruda Mungkur, berbentuk burung lawet berwarna kuning emas
  • Baju atau Kaoswarna hitam, bagian depan berserat putih
  • Celana, warna hitam
  • Sayap, warna hitam bergambar bulu
  •  Kalung kace, warna dasar merah dihiasi warna kuning emas
  •   Stagen / Benting / Sabuk, warna merah
  •  Slepe, warna dasar merah dihiasi warna kuning emas
  •  Uncal,  warna dasar merah dihiasi warna kuning emas
  • Rampek, warna biru menggambarkan pancaran air laut
  • Sonder, warna putih dengan garis tepi warna biru, yang diwiru menyerupaigelombang laut
  •  Binggel, gelang kaki berwarna emas




Daftar pustaka:
http://facebumen.com/tari-lawet-kebumen/
https://anizaambarwati.wordpress.com/2012/11/19/tari-lawet/
http://eprints.uny.ac.id/17493/1/Skripsi_Emma.pdf

Komentar

  1. casino games casino - DrmCAD
    The best and safest way to play casino games has to be that your gambling 광양 출장안마 needs 도레미시디 출장샵 a little 시흥 출장마사지 bit more energy and the fun. For all your 제천 출장안마 reasons, I 계룡 출장안마

    BalasHapus

Posting Komentar